Kesadaran Kristen di saat melihat kematian
 
_oOo_
 
Siapakah manusia yang tak pernah sekalipun berada dalam situasi sedih karena kematian orang-orang terkasih? Sebagai orang Kristen, di saat Anda menatap kematian seseorang yang Anda kasihi, apakah yang seketika timbul sebagai kesadaran Anda? Ya benar, jawabannya adalah kematian dan kebangkitan Kristus. Bagaimanapun, timbulnya kesadaran ini adalah juga wujud dari kesiapan hati Anda untuk menghadapi saat-saat kematian tubuh Anda sendiri.
Setiap kesadaran Kristen tentu memiliki perkataan Yesus ini: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal,” Yohanes 3:16. Perkataan Yesus ini senantiasa hidup sebagai kesadaran orang Kristen tentang jaminan dan kepastian keselamatan. Kesadaran ini menjadikan orang Kristen terdorong untuk melakukan perintah Yesus tentang kasih di dalam segala aspek gerak hidup mereka.
 
Katekismus Heidelberg dalam Hari Tuhan 17, menegaskan kepada kita: “Kita dibangkitan oleh kuasa-Nya kepada hidup yang baru. Kebangkitan Kristus bagi kita adalah jaminan yang pasti untuk kebangkitan kita yang terberkati”.
Setiap kesadaran Kristen tentu diteguhkan oleh pernyataan Paulus ini: “Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus,” 1 Kor. 15:20-22.
 
Kesadaran adalah “nuansa hidup” yang kita miliki. Lewat kesadaran, hati dan pikiran melihat dan mempelajari segala hal yang mengintarinya. Bahkan, oleh karena kesadaran, hati dan pikiran “dipaksa” untuk melayang jauh hingga melampau kematian. Inilah bukti bahwa “nuansa hidup” bukan hanya “sebelum kematian” tetapi juga “setelah” kematian.”
Apakah Anda merasa cemas terhadap kematian? Jika ya, itu wajar, siapapun tidak menyukai kematian. Namun, ketahuilah, kehidupan yang sesungguhnya justru baru dimulai setelah kematian itu.
 
Terpujilah Kristus. Amin.
[ Gogona]
 
Persekutuan Studi Reformed
15 Februari 2020
 
Pin It

 
Copyright © Persekutuan Studi Reformed
 
 
Persekutuan Studi Reformed
Contact Person: Sdri. Deby – 08158020418
 
About Us  |   Visi  |   Misi  |   Kegiatan