IMAN BARTIMEUS
_oOo_
Iman Bartimeus yang buta dan pengemis (Mrk 10:46-52) berada pada jarak yang jauh terhadap iman kita yang memiliki “mata yang melihat” dan “tidak mengemis.” Jarak yang jauh ini, bagaimanapun, tidak bisa kita abaikan di saat hendak mengangkat permohonan kepada Tuhan, sebab iman adalah faktor penting untuk menggerakkan belas kasihan Tuhan.
Kata “pengemis” melekat pada sosok Bartimeus, ini menunjuk kepada perilaku yang selalu dilakukannya, ia memiliki DORONGAN MENGEMIS YANG KUAT karena ia melakukan itu setiap hari selama bertahun-tahun. Tentu iman Bartimeus bertumbuh dan berkembang sesuai dengan “kepribadian mengemis” yang dimilikinya. Namun, iman pengemis ini bukan iman yang mati sebab oleh imannya Bartimeus berseru, “Anak Daud, kasihanilah Aku”.
Kata “buta” juga melekat pada sosok Bartimeus, menunjuk kepada status dirinya. Ia orang buta, namun status lahiriah ini membuatnya memiliki DORONGAN KEBUTUHAN YANG KUAT yaitu “melihat,” karena ia telah berupaya keras untuk mengatasi kebutaannya setiap hari selama bertahun-tahun. Iman yang hidup milik Bartimeus telah memiliki tujuan yaitu “kebutuhan untuk melihat.” Selama bertahun-tahun iman Bartimeus dihidupkan oleh upaya keras guna memperoleh mujizat mengatasi kebutaannya.
Apakah Anda tidak setuju, bahwa keadaan iman Anda terikat kuat pada kepribadian dasar yang terbentuk dari keadaan lahiriah dan status diri Anda?
Lihat, banyak orang Kristen berjalan dengan iman yang mati. Iman ini tidak sedikitpun mengejar mujizat Tuhan karena status diri mereka menghasilkan uang yang cukup untuk membeli segala sesuatu, dan lahiriah mereka sempurna untuk menikmati kehidupan duniawi. Mereka tidak pernah bertekun dengan iman untuk memperoleh suatu mujizat Tuhan.
Iman Bartimeus adalah iman yang hidup, iman yang bertekun mengejar mujizat Tuhan. Selama bertahun-tahun iman ini dipakainya untuk mujizat Tuhan itu. Apakah Anda sementara gigih bertekun mengejar suatu mujizat Tuhan? Atau, Anda sosok Kristen yang merasa “cukup” hanya dengan berjalan melintasi rutinitas kekristenan?
Bagaimanapun, kita harus menyingkirkan jarak yang jauh iman kita terhadap iman Bartimeus. Hanya satu cara, yakni mengejar mujizat Tuhan. Lihat, banyak orang tua Kristen bertekun mengejar mujizat Tuhan bagi anak tunggal mereka yang berkebutuhan khusus, semenjak anak itu lahir, sampai akhirnya anak berkebutuhan khusus itu sukses dalam studi sebagai wujud dari mujizat Tuhan itu.
Bertekun mengejar suatu mujizat Tuhan adalah cara hidup orang Kristen agar imannya bertumbuh, berkembang dan berbuah. Mari miliki IMAN YANG HIDUP.
Terpujilah Kristus. Amin.
[ Gogona
]

Persekutuan Studi Reformed
19 Januari 2020