Selamat pagi,

renungan bacaan kita pada hari ini adalah sebagai berikut:

 

“Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.” (Yeremia 10:23)

 

Kelanjutan dari ayat sebelumnya maka sekarang saatnya TUHAN memberitakan penghukuman-Nya atas Yehuda. “Angkutlah barang-barangmu dari negeri ini, hai orang-orang yang berada dalam pengepungan” (ayat 17). Karena TUHAN memakai bangsa dari tanah utara untuk menghukum Yehuda (Yer. 10:22), kedatangannya akan mendatangkan penderitaan yang sangat menyakitkan seperti yang dikatakan Yeremia “luka tak tersembuhkan” (Yer. 10:18), kota Yerusalem akan hancur (Yer. 10:19), umat Tuhan tercerai berai tanpa gembala (Yer. 10:21), kota-kota Yehuda menjadi sunyi dan menjadi tempat persembunyian serigala-serigala (Yer. 10:22).

 

Namun demikian kedatangan Babel yang mendatangkan penderitaan atas umat TUHAN selama hampir 70 tahun bukanlah datang dari kemauannya sendiri untuk melawan Yehuda. Babel tidak memiliki kuasa apapun untuk menentukan jalannya sendiri menghakimi umat TUHAN. Babel tidak dapat menjadi tuan atas dirinya sendiri dan berpikir segala sesuatu harus terjadi sesuai dengan kuasa dan kehendaknya. Tetapi TUHANlah yang berkehendak dan bertindak atas semuanya. Inilah pemahaman yang benar dari nabi Yeremia mengenai kedaulatan TUHAN ketika dia berkata, “Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa menentukan jalannya dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.”

 

Renungkan, Allah tidak pernah absen atau diam ketika manusia melakukan sebuah tindakan, termasuk tindakan kejahatan. Semua peristiwa yang terjadi termasuk segala kejahatan, kekejaman yang manusia buat atas orang lain tetap Allah yang menopang dan menetapkan hal itu terjadi. Di balik semua yang terjadi tetap ada kebaikan Allah di dalamnya.

 

Selamat beraktifitas dan salam sejaro (sehat jasmani dan rohani).

Tuhan memberkati.

Persekutuan Studi Reformed