Renungan Harian, Rabu 20 Juli 2022.
HIDUP ADALAH PILIHAN
 
Selamat pagi.
Manusia selalu dihadapkan pada pilihan. Pilihan untuk sekolah atau bekerja. Pilihan untuk menikah atau melajang. Bahkan, pilihan untuk beribadah serta taat kepada Tuhan, atau tidak. Pilihan yang tepat akan membawa kepada kebahagiaan, pilihan yang keliru akan membawa kepada petaka dan penyesalan berkepanjangan.
 
Perhatikan seruan Yosua ini, “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, PILIHLAH PADA HARI INI kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” Yosua 24:15.
 
Yosua tahu bahwa bangsa Israel akan selalu dihadapkan pada pilihan kepada siapa mereka akan beribadah. Di satu sisi ada ilah-ilah lain baik yang disembah oleh nenek moyang mereka di seberang sungai Efrat atau allah bangsa-bangsa yang ada di sekitar mereka. Di sisi lain ada Tuhan semesta alam yang telah membawa mereka keluar dari Mesir dan masuk ke Tanah Perjanjian. Beribadah kepada ilah-ilah lain merupakan pilihan yang bisa menggoda bangsa Israel karena berbagai alasan. Namun penyembahan kepada ilah-ilah lain tidak dikenan oleh Tuhan, karena Dia adalah Allah yang cemburu (Kel. 20:5). Bangsa Israel harus memilih dengan tegas.
 
Saat itu, disadari oleh Yosua bahwa bangsa Israel akan menjalani kehidupan yang baru di Tanah Perjanjian. KARENA ITU DIA MENANTANG BANGSA ISRAEL UNTUK MEMILIH DAN MEMBUAT PERJANJIAN untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan, Allah mereka. Tantangan Yosua dijawab oleh umat Israel bahwa mereka tidak akan meninggalkan Tuhan (ayat 16). Yosua lalu mengingatkan mereka bahwa mereka tidak akan sanggup beribadah kepada Tuhan jikalau bukan karena anugerah Tuhan saja (ayat 19). Mereka harus berharap, bukan kepada ilah-ilah lain ataupun kemampuan mereka sendiri, tetapi hanya kepada Tuhan dan anugerah-Nya saja.
 
Kehidupan kita pun penuh dengan pilihan, termasuk pilihan untuk setia beribadah serta taat kepada Tuhan kita, Yesus Kristus, atau tidak lagi setia beribadah kepada-Nya. Tentulah, seharusnya, kita memilih untuk tetap setia dan bergantung penuh pada anugerah Tuhan. Dia sudah menyelamatkan kita dari hukuman dosa (Roma 6:22), karena itu baiklah kita setia beribadah kepada Dia dalam anugerah-Nya yang penuh kasih.
 
Terpujilah Kristus. Amin.
[ Gogona Gultom ]
Persekutuan Studi Reformed
 
Pin It
 

 
Copyright © Persekutuan Studi Reformed
 
 
Persekutuan Studi Reformed
Contact Person: Sdri. Deby – 08158020418
 
About Us  |   Visi  |   Misi  |   Kegiatan