Renungan Harian, Rabu 10 Agustus 2022.
HASRAT UNTUK DATANG KEPADA TUHAN YESUS
Selamat pagi.
Seberapa besarkah hasrat Anda datang kepada Tuhan Yesus di saat Anda mengalami kesulitan? Banyak orang Kristen, di saat menghadapi kesulitan, hasrat kesadaran mereka pertama-tama datang kepada orangtua, sahabat, atau orang lain yang mereka pikir dapat menolong mereka, bukannya datang kepada Tuhan Yesus.
Mari kita mencontoh Maria, ibu Yesus. Ketika Maria mengalami kesulitan, ia pertama-tama datang kepada Tuhan Yesus. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba” (Yoh. 2:3-4). Pada kisah ini Maria mengalami kesulitan, yaitu anggurnya sudah habis. Anggur adalah lambang sukacita. Pada adat Yahudi, pesta tanpa anggur adalah pesta yang tidak ada sukacita, menjadi masalah besar.
Kita harus belajar satu hal penting dari peristiwa di Kana, Yoh. 2:1-11, yaitu, ketika Maria menghadapi kesulitan, hasrat kesadarannya adalah SEGERA DATANG KEPADA TUHAN YESUS. Maria sungguh tahu bahwa waktuNya belum tiba, namun Maria telah didorong oleh HASRAT YANG BEGITU BESAR untuk pertama-tama datang kepada Tuhan Yesus di saat ia mengalami kesulitan. Sebagai orang Kristen, kita seharusnya memiliki “hasrat untuk pertama-tama datang kepada Tuhan Yesus,” di saat kita mengalami masalah, sebagaimana Maria, ibu Yesus.
Anehnya, pada kebanyakan orang Kristen, walaupun mereka datang kepada Tuhan Yesus, tapi bukan untuk memercayakan segala kesulitan mereka kepadaNya, melainkan hanya sekedar mengutarakan kesulitan mereka saja (sama sekali bukan didorong oleh “hasrat”). Akibatnya, seringkali mereka malah bersikap mengatur Tuhan. Mereka meminta ini-itu seperti apa yang mereka mau, bukan seperti yang Tuhan mau. Perhatikan ini: Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (Yoh. 2:5). Nyatanya, di dalam HASRAT untuk datang kepada Yesus, Maria percaya dan berserah kepada cara Tuhan Yesus.
Di dalam KBBI, kata “hasrat” bermakna keinginan yang kuat. Peristiwa di Kana adalah permulaan dari pelayanan Yesus. Jadi, menurut Injil Yohanes, “keinginan yang kuat” adalah modal utama yang harus dimiliki orang Kristen untuk melayani Tuhan. Tanpa “hasrat” ini, Anda hanya mempermainkan Tuhan, bukan melayaniNya.
Terpujilah Kristus. Amin.
[ Gogona Gultom
]

Persekutuan Studi Reformed