Pendidikan dan Sekolah Kristen
_oOo_
Pengantar
Kita semua mengakui banwa seseorang yang sungguh-sungguh Reformed adalah orang yang menjalankan kehendak Allah dalam hidupnya dalam segala aktifitas dan dalam hubungan yang dia bangun, di mana dia harus menjalankan prinsip-prinsip Reformed termasuk di dalam memilih pendidikan yaitu pendidikan Kristen (sekolah Kristen) bukan sekolah umum karena prinsip Reformed mengajarkan kebenaran yang paling mendasar yang harus diajarakan dan tidak boleh diabaikan termasuk dalam dunia pendidikan.
Pendahuluan
Konsep yang dimiliki orang Kristen dan non Kristen berbeda. Orang non Kristen percaya bahwa alam semesta yang menciptakan Allah, sehingga mereka memiliki konsep Allah yang terbatas. Sedangkan orang Kristen percaya bahwa Allah yang menciptakan alam semesta sehingga di dalam konsep mereka mengakui bahwa Allah tidak terbatas. Perbedaan konsep ini membawa model pendidikan yang berbeda. Pendidikan non Kristen mempunyai konsep berhadapan langsung dengan dunia tanpa Allah (Godless education). Itu sebab, mereka tidak bertanggung jawab kepada Allah namun hanya berlanggung jawab bagi dirinya sendiri (humanistik). Sementara itu, pendidikan Kristen berpusat kepada Allah di mana manusia harus hidup untuk Allah.
Selain itu, jika ditinjau dari segi tenaga pendidik, guru-guru non Kristen menggangap bahwa diri mereka memiliki dan mengetahui “fakta” atau “terang” tetapi ketika mereka melihat bahwa “fakta” itu berada dalam kegelapan, mereka putus asa dan menyerah. Sebaliknya pendidik Kristen menyadari bahwa tidak ada suatu fakta pun yang dapat sungguh-sungguh diketahui dan diajarkan jika fakta tersebut tidak di tempatkan dalam terang wahyu Tuhan.
Jika ditinjau dan segi pengembangan kejiwaan anak, orang non Kristen percaya bahwa mereka dapat berkembang jika tidak di tempatkan berhadapan langsung dengan Allah. Sedangkan orang Kristen percaya bahwa kejiwaan anak tidak dapat barkembang sama sekali jika tidak di tempatkan berhadapan langsung dengan Allah. Pendidikan non Kristen menempatkan anak dalam kekosongan sedangkan pendidikan Kristen memupuk kepribadian anak, karena hanya pendidikan Kristen-lah yang dapat memberikan anak suatu kemampuan untuk bertumbuh, tidak di dalam kekosongan tetapi mempunyai pengharapan pasti yang hanya ada di dalam Kristus. Kita melihat beberapa perbedaan atau anti tesis pendidikan Kristen yang menyentuh setiap fase dalam pendidikan sehingga sudah selayaknya kita sebagai orang Kristen yang menjalankan prinsip-prinsip Kristen memilih sekolah Kristen untuk pendidikan anak-anak kita.
Tuntutan Dasar Guru Kristen
Untuk menjadi pendidik Kristen diperlukan keunikan iman Kristen di dalam hidupnya. Guru Kristen harus mempunyai iman, kepercayaan dan hidup dalam ketaatan kepada Tuhan Yesus. Sedangkan sekolah Kristen adalah suatu tempat di mana kita boleh mendidik watak-watak Kristen sehingga murid-murid dapat menjadi orang-orang yang memancarkan sinar Kristus.
Apakah yang menjadi kualifikasi seorang guru Kristen dan siapakah yang boleh menjadi guru Kristen?
-
Sudah dilahirkan kembali.
-
Watak Kristen dan kepribadian yang Alkitabiah.
-
Pengetahuan dan kebenaran.
-
Tanggung Jawab mendidik.
Keempat hal di atas merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan untuk menjadi seorang guru Kristen. Berikut ini beberapa hal praktis lainnya yang juga merupakan sarana pendukung dalam kualifikasi menjadi guru Kristen antara lain:
-
Mencintai dan mau mengerti murid.
-
Bersifat adil kepada murid.
Kurikulum Sekolah Kristen
Kurikulum sekolah merupakan hasil dari keputusan seputar apa yang akan diajarkan kepada murid, apa yang perlu ditekankan dan apa yang tidak perlu. Penekanan ini merupakan hasil keputusan bersama dan pada akhirnya menghasilkan kurikulum. Namun sayang, pada masa sekarang ini, sering kali guru atau sekolah tidak mengerti alasan apa yang mereka pilih untuk mengajarkan hal-hal tertentu? Tindakan mengajar dihasilkan dari pemikiran yang paling mendalam dan jelas akan sasaran-sasarannya, tidak hanya sekedar mengajar sebagaimana mereka dahulu pernah diajar, menerapkan kebiasaan yang sudah mendarah daging tanpa direnungkan dan diperbudak oleh adat istiadat tanpa memutuskan apa yang harus diajarkan dan apa yang narus ditekankan. Jelas sekali, kurikulum ini tidak dapat dibenarkan dan tidak bertanggung jawab. Ada satu lagi kesalahan yang dilakukan para pendidik yaitu ketika mereka mengajarkan hal-hal yang menarik minat muridnya tanpa mempedulikan hasilnya. Jelas, hal ini juga tidak dapat dibenarkan dan tidak bertanggung jawab. Pengajaran harus dilakukan dengan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan murid dan yang dapat memberi pengaruh terhadap mereka. Kurikulum yang disepakati harus merujuk kepada suatu konsepsi tentang kapan seseorang bisa dinyatakan berhasil mengajar dan dinyatakan gagal, kapan dinyatakan sasaran tercapai dan dinyatakan tidak tercapai dan kapan hasil yang diharapkan dinyatakan terwujud dan dinyatakan masih jauh dari yang diharapkan. Bagaimana dengan kurikulum sekolah Kristen? Sekolah Kristen tidak hanya mempelajari tentang kemanusiaan, tentang agama sehingga menempatkan ilmu pengetahuan dan matematika ke posisi nomor dua atau menghapus semua pelajaran olah raga dan seni.
Nicholas Wolterstorff di dalam bukunya, “Mendidik untuk Kehidupan” menyatakan bahwa ada beberapa ciri utama dari kehidupan Kristen yang menjadi implikasi bagi pembentukan kurikulum sekolah Kristen antara lain:
-
Kehidupan Kristen adalah kehidupan seorang pribadi, seorang manusia.
-
Kehidupan Kristen adalah kehidupan iman.
-
Kehidupan Kristen adalah kehidupan seorang yang merupakan anggota komunitas Kristen.
-
Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang harus dijalani di tengah masyarakat umum.
Sekali lagi, kurikulum Kristen adalah kehidupan orang Kristen. Kurikulum Kristen harus berisi tujuan dan dampak dari kekristenan itu sendiri.
Kesimpulan
Sejalan dengan bergantinya tahun dan keadaan, sekolah Kristen sudah menjadi anugerah bagi orang-orang Kristen bahkan juga sudah memberikan sesuatu yang berguna bagi kehidupan bangsa. Kita sangat berharap melihat sekolah Kristen terus berlanjut dan memberkati kita dengan buah-buahnya di masa yang akan datang.
[ Ellya Rosa Silalahi
]

Persekutuan Studi Reformed