YESUS, ISRAEL YANG SESUNGGUHNYA
_oOo_
Pendahuluan
Who is Israel? Benarkah Israel yang sekarang ini merupakan Israel yang sesungguhnya? Pertanyaan ini begitu penting oleh karena pertanyaan ini tidak hanya berkaitan dengan sejarah Kekristenan, tapi juga dengan sejarah Israel itu sendiri. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan telah memilih Israel sebagai suatu bangsa untuk masuk ke dalam suatu relasi perjanjian (covenant). Namun, para nabi juga telah mengingatkan bahwa janji Tuhan itu tidak secara merta menjamin mereka menerima berkat-berkat perjanjian dengan begitu saja. Tuhan akan menyaring umat-Nya, dan melalui proses penyaringan itu kelak akan ada yang tersisa yaitu mereka yang menjadi milik-Nya dan yang akan diselamatkan (Yesaya 10:20-23, Amos 9, Mikha 7:18). Paulus berkata, “...tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel” (Roma 9:6). Walau mereka menganggap Abraham sebagai bapa leluhur mereka, namun Yohanes Pembaptis berkata “...Allah dapat menjadikan anak-anak Abraham dari batu-batu ini” (Matius 3:9). Dengan demikian siapakah Israel yang sesungguhnya itu, who is the true Israel? Tulisan ini akan menjawab pertanyaan itu.
Sudut Pandang Injil Matius (Matius 1:1-17)
Pertama, kita harus memahami bahwa konsep penulis Alkitab mengenai “riwayat” selalu menunjuk “ke bawah” (keturunan yang dihasilkan seseorang), bukan “ke atas” (mereka yang menghasilkannya). Konsep tentang “riwayat” yang digunakan dalam Kejadian 2:4 berbicara tentang “apa yang dihasilkan oleh langit dan bumi”. Demikian halnya dengan Kejadian 5:1, yang berbicara tentang “mereka yang dihasilkan oleh” (keturunan dari) Adam. Di dalam Lukas 3:23-38 dinyatakan bahwa Lukas sedang mengarahkan lensanya pada Yesus Kristus sebagai Anak Adam, yang artinya sebuah permulaan umat manusia yang baru (the beginning of the new humanity) dan sekaligus mereka yang dihasilkan oleh-Nya. Berbeda dengan Lukas, Matius justru mengarahkan lensanya pada Yesus Kristus sebagal Anak Abraham (Kejadian 12) dan sebagai Anak Daud (2 Samuel 7). Dengan demikian, di sini kita mengetahui bahwa maksud Matius memulai bukunya dengan silsilah Yesus Kristus (Matius 1:1-17) bertujuan untuk memusatkan lensanya pada Yesus Kristus sebagai Anak Daud dan Anak Abraham, serta keturunan yang dihasilkan-Nya. Itu sebab bagian yang memuat garis keturunan Yesus Kristus di dalam Injil Matius diberi judul “The Book of the Origin (or Generations) of Jesus Christ, the Son of David, the Son of Abraham”.
Sekali lagi ditegaskan bahwa di dalam silsilah Yesus Kristus tidak ditelusuri ke atas, melainkan ke bawah. Perhatikan Matius 1:2-16. Dan Abraham sampai Daud tercatat ada 14 keturunan. Dari Salomo sampai Yekhonya (pembuangan ke Babel) ada 14 keturunan. Dari Sealtiel (sesudah pembuangan di Babel) sampai Kristus ada 13 keturunan, yang oleh Matius 1:17 disebutkan 14 keturunan. Kalau begitu, siapakah sebenarnya generasi ke-14 yang dimaksudkan oleh penulis di sini? Tidak lain generasi ke-14 ini menunjuk kepada kita, umat tebusan-Nya (Matius 1:21b), keturunan yang dihasilkan oleh-Nya, yang untuk sementara waktu masih ada di dalam “pembuangan” (perbudakan dosa), dan akan ditebus-Nya. Di bawah ini kita akan melihat lebih jauh lagi akan Kristus sebagai Israel yang sesungguhnya.
Kristus Anak Abraham (Matius 1:2)
Pada Kejadian 12:2 Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa ia akan menjadi nenek moyang dari suatu bangsa yang besar, ia akan diberkati, namanya menjadi besar dan bahkan melaluinya seluruh kaum di muka bumi akan menerima berkat. Janji Tuhan kepada Abraham tersebut melibatkan dirinya dan keturunannya (Kejadian 17:7 dan 22:18). Melalui janji itu Abraham menjadi nenek moyang Yesus Kristus (Matius 1:2). Matius menegaskan bahwa janji-janji Tuhan kepada Abraham tersebut telah digenapi dengan datangnya Yesus Kristus sebagai keturunan Abraham. Tuhan Yesus mengatakan bahwa akan banyak orang datang dari Timur dan Barat untuk duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga (Matius 8:11). Tuhan juga memerintahkan murid-murid-Nya untuk pergi menjadikan semua bangsa murid-Nya (Matius 28:19). Melalui Yesus Kristus, Anak Abraham, janji Tuhan kepada Abraham digenapi serta semua bangsa diberkati. Maka sekarang Matius menyatakan bahwa penghakiman Allah atas Israel melalui pembuangan itu menemukan jawaban dan harapannya di dalam kelahiran Yesus Kristus, sisa Israel, yang kedatangan-Nya telah begitu lama dinanti-nantikan oleh para nabi (Yesaya 11:1). Kegagalan Israel sebagai umat perjanjian dan sejarah mereka yang berkepanjangan ada di dalam kekelaman tidak menghalangi pekerjaan Tuhan untuk menggenapkan rencana-Nya. Kristus adalah keturunan Abraham yang sesungguhnya dinanti-nantikan akan datang melalui perjanjian itu. Di sini kita temukan bahwa Dialah Anak Abraham yang sesungguhnya, Israel yang sejati.
Kristus Anak Daud (Matius 1:6-11)
Pada 2 Samuel 7:8-16 Allah menjanjikan bahwa rumah tangga dan takhta kerajaan Daud akan tetap kokoh selamanya. Ini berarti tujuan dari dipenuhinya janji Tuhan kepada Daud itu adalah dipenuhinya janji Tuhan kepada Abraham semula. Anak Daud (the Son of David) itu menjadi wujud nyata dari Israel yang sesungguhnya. Melalui Dia semua bangsa diberkati. Dikatakan Nabi Yesaya, “suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai ...” (Yesaya 11:1). Maksud Yesaya, penghakiman atas Israel di Utara oleh Asyur pada tahun 722 SM dan atas Yehuda di Selatan oleh Babel pada tahun 587 SM digambarkan seperti sebuah pembersihan terhadap ranting-ranting pohon yang tidak berbuah supaya tunas yang dinanti dari pohon itu, yaitu Yesus Kristus, kelak akan datang.
Israel Perjanjian Lama adalah umat yang gagal, akibatnya mereka akan dibuang. Pembuangan Babel seolah-olah menggambarkan terhapusnya Kerajaan Daud. Hanya karena kesetiaan Tuhan atas janji-Nya sajalah, tunas itu, yang benihnya seakan-akan terancam bahaya, tetap akan datang. Dia adalah Israel yang sesungguhnya. Silsilah Yesus Kristus di dalam Matius 1:1-16 mau mengatakan bahwa Dia adalah hasil yang sesungguhnya dari kerajaan Daud (2 Samuel 7:14). Hanya oleh karena Kristus takhta kerajaan Daud disebut kekal, “ ... tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda” (Kejadian 49:8-12). Sekali lagi kita temukan di sini bahwa Yesus Kristus, Anak Daud, adalah Israel dan Raja Israel yang sesungguhnya. Who is Israel? Jesus is Israel and Israel is Jesus, the one who is both truly Israel and Israel’s King.
Kristus, Benih Yang Kudus (Matius 1:18, 20)
Matius dengan jelas menyampaikan kepada pembaca pertamanya bahwa rencana keselamatan yang turun melalui Israel, umat perjanjian Tuhan, tidak hanya melibatkan garis keturunan orang Israel atau Yahudi, Tuhan juga memakai orang-orang yang bukan keturunan Israel jasmani seperti Tamar (Matius 1:3), Rahab (Matius 1:5a), Rut (Matius 1:5b), dan Betsyeba, istri Uria (Matius 1:6). Sekalipun mereka bukan berasal dari garis keturunan Israel, Tuhan justru memilih mereka dan melalui mereka turun benih Israel yang kudus, Israel yang sesungguhnya. Di sini kita mencatat setidaknya ada dua hal penting yang coba Matius sampaikan kepada pembaca pertamanya sehubungan dengan kekudusan benih Yesus Kristus.
Pertama, Matius mencatat bahwa silsilah jasmani Yesus Kristus berhenti (discontinue) pada Yusuf, yang hanya disebut sebagai “...suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus” (Matius 1:16). Sungguh suatu inspirasi Roh Kudus. Matius mendokumentasikan pekerjaan Roh Kudus itu sedemikian akuratnya. Maria sungguh-sungguh adalah ibu dari Yesus, tetapi kekudusan ilahi dari benih yang dikandungnya itu tetap terjaga. Kelahiran Yesus jelas tidak terjadi atas dasar persetubuhan manusiawi antara Yusuf dan Maria sebelumnya. Itu sebabnya Yusuf bukan bapa secara genealogis bagi Tuhan Yesus. Ia hanya legal father (bapa secara hukum). Yesus Kristus berasal dari benih yang kudus dan tidak tercemar sifat dosa.
Kedua, dengan demikian Matius bermaksud mengatakan bahwa silsilah rohani Yesus Kristus berlanjut (continue) hingga kepada kita. Janji-janji Tuhan kepada Abraham dan Daud sekarang ini melalui Kristus telah meluas dan sampai kepada kita. Sebuah permulaan yang baru sudah dimulai. Suatu era yang baru di dalam sejarah dunia telah diinaugurasi. Inkarnasi Kristus pada Natal pertama mengawali masuknya realita sorga ke dalam realita bumi.
Kesimpulan
Fokus Matius pada garis keturunan Yesus Kristus begitu jelas. Sejarah Israel merupakan sarana turunnya Yesus Kristus ke dalam sejarah manusia. Israel Perjanjian Lama merupakan bayang-bayang (foreshadow) yang mengantisipasl turunnya suatu perjanjian yang baru (New Covenant), yang di dalamnya umat pilihan Allah dikumpulkan sebagai suatu bangsa yang kudus bagi Tuhan. Dengan demikian Israel sebagai umat perjanjian Allah sudah menemukan jawaban dari pencarian akan identitas mereka di dalam satu Pribadi, yaitu Israel dan Raja Israel yang sesungguhnya, Yesus Kristus, Anak Abraham, Anak Daud. Adakah sukacita yang lebih besar bagi kita, selain saat kita menyaksikan sendiri bagaimana Tuhan merangkai sejarah penebusan bagi umat perjanjianNya? Sejarah adalah wadah dari proses penyaringan Tuhan atas seluruh umat manusia. Ada pemisahan pada akhirnya. Mereka yang merupakan keturunan Kristus dan mereka yang merupakan keturunan si jahat, kelak akan teruji.
God provided what human history could not.
Selamat Natal dan Tahun Baru. Tuhan memberkati.
[ Mulatua Silalahi
]
