SEBUAH WARISAN DARI SURGA
(Kepastian Keselamatan Orang Kristen)
_oOo_
EKSPOSISI 1 PETRUS 1:3-5
1 PETRUS 1:3
“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.”
|
Jika kita bertanya pada diri kita, kira-kira apakah yang menjadi alasan kita memuji Tuhan dalam kehidupan ini? Sebagian dari kita mungkin akan menjawab karena mendapat berkat materi, berhasil dalam usaha bisnis, sembuh dari penyakit, naik jabatan, mendapat jodoh, dan lain sebagainya. Tentu tidak salah kita mengharapkan demikian, tetapi sesungguhnya itu bukan esensi utama alasan kita memuji Tuhan.
Jadi, apa sesungguhnya esensi utama kita memuji Tuhan? Di ayat 3 pada bagian ini dengan jelas dinyatakan bahwa alasan utama kita memuji Tuhan semata-mata karena rahmat-Nya yang besar yang telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Kristus dari antara orang mati menuju kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. Tentu ini semua kita peroleh bukan berkat jasa dan perbuatan baik kita, tapi semata-mata karena rahmat-Nya yang besar. Mengenai bagian ini, Matthew Henry dalam tafsirannya mengungkapkan bahwa seorang Kristen yang beriman selalu mempunyai alasan yang luhur untuk terus memuji Tuhan di dalam hidupnya seburuk dan sesulit apapun keadaannya.
Ketika kita dilahirkan kembali maka yang terjadi adalah suatu proses pembaharuan hidup menuju kepada hidup yang penuh pengharapan. Tentu pengharapan yang ditawarkan disini sama sekali berbeda dengan apa yang dunia tawarkan. Pengharapan yang dunia tawarkan tidak mempunyai dasar yang kukuh. Itu sebab ini menjadi pengharapan yang sia-sia. Pengharapan orang Kristen memiliki dasar yang kukuh yaitu kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Kebangkitan-Nya menunjukkan bahwa Bapa di Surga menerima kematian-Nya sepenuhnya untuk menanggung dan menebus semua dosa kita.
Menurut Matthew Henry, harapan akan hidup kekal dalam diri orang Kristen yang beriman adalah harapan yang membuatnya tetap hidup, yang menggerakkan dan menopang dia serta memimpin dia ke sorga. Harapan itu akan menyegarkan orang Kristen yang beriman untuk bertindak, untuk selalu bersabar, untuk selalu tabah, untuk selalu bertahan sampai akhir.
1 PETRUS 1:4
“untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.”
|
Selanjutnya di ayat 4 ini Rasul Petrus ingin menggambarkan hidup kekal sebagai suatu bagian atau lebih tepatnya warisan (inheritance) bagi orang Kristen yang beriman. Menurut Matthew Henry, hal ini merupakan cara penyampaian yang paling tepat di dalam konteks orang Kristen pada waktu itu yang sedang mengalami penganiayaan. Apa yang disampaikan Petrus melalui ayat ini merupakan penghiburan bagi mereka di tengah penderitaan.
Warisan atau bagian ini tidak kita peroleh dengan usaha tangan kita sendiri tetapi semata-mata pemberian Bapa di Surga. Ini bukan sebuah bentuk upah yang pantas kita terima, melainkan anugerah yang seharusnya tidak layak kita terima. Pertama-tama kita diangkat menjadi anak, kemudian Allah Bapa menetapkan warisan ini untuk kita melalui sebuah perjanjian yang teguh dan tidak dapat diubah (Rm. 8:17). Bagaimanapun, warisan ini tidak ada bandingannya dengan apapun yang ada di dunia. Melalui ayat 4 ini Matthew Henry memberikan beberapa gambaran sebagai:
-
Warisan ini tidak fana (“yang tidak dapat binasa”). Ini menyerupai sang Pencipta yang tidak fana (Rm. 1:23).
-
Warisan ini tanpa noda (“yang tidak dapat cemar”). Ini seperti Imam Besar yang saleh tanpa dosa (Ibr. 7:26).
-
Warisan ini tidak lenyap (“yang tidak dapat layu”) tetapi selalu mempertahankan kekuatan dan keindahannya untuk senantiasa menghibur orang-orang Kristen yang beriman.
-
Warisan ini mulia dan pasti (“yang tersimpan di Sorga”). Ini menunjukkan warisan tersimpan aman dan tidak bisa digugat oleh siapapun, dan tidak dapat dicuri dengan cara apapun (Mat. 6:19-20). Warisan ini dipelihara sampai saatnya tiba orang Kristen yang beriman memperoleh dan memilikinya.
1 PETRUS 1:5
“Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir”.
|
Warisan ini tersimpan dan digambarkan sebagai suatu hal untuk masa depan. Jadi masih jauh baik dari segi waktu maupun tempat. Maka akan timbul keraguan atau kegelisahaan apakah benar orang Kristen yang beriman akan memperoleh dan memilikinya nanti? Di tengah perjalanan hidup orang Kristen yang beriman, mungkinkah dapat terjadi kegagalan untuk mendapatan warisan ini? Jika demikian, kira-kira apa yang menjadi penyebab pikiran itu muncul? Sekalipun kita dikatakan sebagai orang Kristen beriman, tapi kita perlu menyadari bahwa kita masih hidup di dalam dunia. Kondisi ini sedikit banyak akan membuat kehidupan kita rentan terhadap berbagai macam godaan, kelemahan, tekanan kesengsaraan hingga membuat orang Kristen yang beriman gagal memperoleh warisan ini. Rasul Petrus sudah melihat pikiran akan keraguan ini. Dan di ayat 5 inilah Rasul Petrus mencoba menjawabnya. Orang kristen yang beriman akan dipelihara dalam kekuatan Allah. Mereka pasti dijaga dan dibimbing-Nya sehingga aman dan sampai ke sana untuk menerima warisan yang telah ditetapkan Allah sendiri. Ahli waris dunia tidak mendapat jaminan seperti ini, bahwa mereka pasti akan hidup untuk menikmati warisan harta dunia. Kekuatan Allah lah yang memelihara dan menjaga orang Kristen yang beriman sebagai ahli waris dari segala macam godaan, kegagalan, kecelakaan, yang akan mencegah mereka untuk menerima warisan tersebut.
Istilah “yang dipelihara dalam Kekuatan Allah” menyiratkan akan adanya serangan dari musuh. Artinya kita bisa saja diserang, tapi kita tidak akan takluk. Tak ada kuasa apapun yang dapat mencegah kita untuk memperoleh warisan itu. Meski demikian, pemeliharaan oleh kekuatan Allah tidak berarti kita menghilangkan upaya dan perhatian kita untuk mengerjakan keselamatan itu sendiri. Kita harus sungguh-sungguh bergantung pada Kristus sesuai dengan panggilan dan janji-Nya untuk mengerjakan bagian kita mengerjakan karya keselamatan sebagai ungkapan syukur kita karena sudah memperoleh anugerah keselamatan melalui kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus di dalam diri kita.
Selamat Paskah 2018. Tuhan memberkati kita.
[ Ranto Manoto Siburian
]
