KEBANGKITAN KRISTUS: AKHIR DARI ERA LAMA
 
Eksposisi Galatia 1:1 dan 4
_oOo_
 
Legalisme
 
Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus dalam urgensitas tinggi ketika Paulus mendengar beberapa Jewish Christian teachers yang berusaha menginfiltrasi jemaat Galatia dengan sebuah ajaran palsu dengan cara memutarbalikkan berita Injil Kristus. Mereka sengaja datang dari Yerusalem berusaha mengacaukan iman jemaat dengan dengan ajaran bahwa keselamatan tidak cukup diperoleh hanya dengan beriman kepada Kristus, tetapi harus ditambah dengan menjalani hukum Musa. Ajaran ini dikenal dengan sebutan Legalisme.
Scot McKnight didalam NIV Application Commentary mengatakan, “Legalism, according to Galatians, was a religious system that combined Christianity with Mosaism in a way that demanded total commitment to Israel’s law as the climax of one’s conversion to Christ. This deeper commitment to the law according to Paul, was a subversion of the adequacy of Christ’s work and an abandonment of the Holy Spirit as God’s way of guiding Christian ethics. In other words, the legalism of the Judaizers is more than a problem: it has become a new message, a different gospel”.

Inti dari legalisme adalah berusaha menukarkan anugerah Allah dengan perbuatan-perbuatan baik. Seorang Legalist menganggap bahwa apa yang telah Allah kerjakan bagi mereka tergantung dari apa yang mereka sudah kerjakan bagi Allah sehingga mereka dengan begitu ketatnya mengerjakan setiap aktivitas keagamaan seperti berdoa, membaca Alkitab, berpuasa, memelihara hari Sabat seolah-olah keselamatan itu tergantung secara penuh pada hal-hal seperti itu. Mereka gagal melihat dan mengerti bahwa anugerah Allah tidak bisa dibeli oleh apapun juga tetapi justru diberikan dengan cuma-cuma. Phillip G. Ryken di dalam Galatian Reformed Expository Commentary menyebutnya “Performance-based Christianity that denies the Grace of God”.
Dan surat Galatia merupakan sebuah magna charta Christian liberty yang ingin mendeklarasikan bahwa tidak ada seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum taurat tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus (Gal. 2:16). Ryken berkata, “Christianity was not about what he had to do for God, it was about what God had done for him in Jesus Christ”. Sementara itu FF Bruce menyebut surat Galatia ini sebagai sebuah “trumpet–call to Christian Freedom”. Di dalam commentary The Epistle to Galatians: A Commentary on the Greek, ia berkata, “When from time to time, someone appeared who, someone appeared who understood and proclaimed the genuine message of Galatians, he was liable to be denounced as a subversive character – as indeed, Paul was in his own day. But the letter to Galatians, with its trumpet call to Christian Freedom, has time and again released the true gospel from the bonds in which well meaning but misguided people have confined it so that it can once more exert its emancipating power in the life of mankind, empowering those who receive it to stand fast in the freedom with which Christ has set them free”.
 
Sentralitas Injil Kristus
 
Pada bagian awal surat Galatia khususnya di dalam Galatia 1:1, Paulus menulis: “dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati”. Pada bagian ini kita dapat melihat satu hal yang menarik yaitu bagaimana cara Paulus dalam mencounter ajaran baru yang palsu itu. Ia memulainya dengan sebuah fakta yang sangat penting yaitu: fakta kebangkitan Kristus. Injil yang murni itu adalah sebuah kabar baik tentang salib Kristus dan kubur yang kosong. The Gospel is made by up of these two great saving events- the crucifixion and the resurrection of Jesus Christ. Dalam hal ini Paulus ingin menekankan bahwa Injil yang ia beritakan adalah Injil yang sepenuhnya berpusat pada Kristus yang disalib dan Kristus yang bangkit dan membawa kepada keselamatan bagi umat-Nya. John F. Macarthur di dalam buku Nothing but the Truth mengatakan: Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah puncak dari sejarah penebusan, peristiwa utama dari rencana keselamatan Allah. Dalam bagian yang lain khususnya dalam I Korintus 1:1-4, Paulus kembali menegaskan sentralitas Injil yaitu berita tentang kematian dan kebangkitan Kristus. Ryken kembali menegaskan bahwa: “The Gospel is the atoning death and the bodily resurrection of Jesus Christ”.
 
Akhir dari Era Lama
 
Paulus menghubungkan fakta kematian dan kebangkitan Kristus dengan kelepasan kita sebagai umat percaya dari dunia jahat yang dibelenggu oleh tirani dosa. Di ayat 4 dinyatakan bahwa Kristus telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini. Pada bagian ini, setidaknya ada beberapa point penjelasan tentang salib Kristus.
 
  1. Ini menunjukkan kerelaan (willingness) Yesus Kristus untuk disalibkan. Salib Kristus bukanlah sebuah kecelakaan dalam sejarah. Salib Kristus adalah suatu bentuk pengorbanan diri dengan sukarela (a voluntary self sacrifice). “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.” (Ef. 5:25). “…yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segalah kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik” (Tit. 2:14). “Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri… (Yoh. 10:17-18).
     
  2. Ini menunjukkan tujuan (purpose) dari salib Kristus. Sudah jelas bahwa alasan Kristus memberikan nyawa-Nya adalah karena dosa-dosa kita. Di salib, Kristus mengambil tempat kita yang berdosa, menggantikan kita yang seharusnya dihukum. Di salib, karya penebusan Kristus dijalankan.
     
  3. Ini menunjuk pada efek dari salib Kristus. Kristus disalib untuk melepaskan kita dari dunia jahat sekarang ini. Kata “dunia jahat sekarang ini” oleh NIV diterjemahkan dengan kata the present evil age. Kata “dunia” dalam bagian ini tidak menggunakan kata “world” dalam pengertian dunia secara fisikal (physical world) dengan segala tatanan material di dalamnya, tetapi menggunakan kata “age” dalam pengertian suatu era dengan segala prinsip-prinsip dan standar-standar yang berlaku di dalamnya di mana kita juga hidup di dalamnya. Dan dalam bahasa Yunani, kata “age” ini diterjemahkan dengan menggunakan kata “aeon”.
     
    Di Alkitab kata dunia dalam pengertian physical world muncul dalam beberapa bagian. Roma 1:4 menggambarkan dunia sebagai dunia ciptaan (created world). Roma 4:13 dan I Korintus 4:10 menggambarkan dunia sebagai “human living space”. Penggunaan kata aeon dapat dilihat pada Efesus 2:2, “…karena kamu mengikuti jalan (aeon) dunia ini” atau dalam terjemahan bahasa Inggrisnya “according to the age of this world. Di dalam Roma 12:2, “…serupa dengan dunia (aeon) ini”. Lalu apakah yang dimaksud the present evil age (aeon) ini?
     
    Herman Ridderbos dalam buku Paul: an Outline of His Theology menyatakan the present evil aeon sebagai: “The totality of unredeemed life dominated by sin outside of Christ”. Marvin R Vincent dalam Word Studies in the New Testament menyatakannya sebagai The course and current of this world’s affairs as corrupted by sin dan Ronald Y K Fung dalam The Epistle to Galatian menyatakan sebagai sebuah: Totality of human life dominated by sin and opposed to God.
     
    Adalah sebuah fakta yang jelas bagaimana kuasa dosa dengan segala manifestasinya menunjukkan dominasinya di dalam hidup manusia di luar Kristus. Namun Paulus mendeklarasikan bahwa Kebangkitan Kristus telah melepaskan kita dari the present evil aeon yang dikuasai oleh kuasa dosa dan membawa kita kepada aeon yang baru, di mana Kristus bertahta secara penuh. Thomas R Schreiner di dalam buku Paul: Apostle of God’s glory in Christ mengatakan, Paul assert that the new age has arrived because the resurrection is now reality, for Christ has been raised from the death.
     
  4. Ini menujukkan originalitas salib Kristus di mana Kristus mati menurut kehendak Allah Bapa. Kematian Kristus bukan sebuah tragedi atau kecelakaan dalam sejarah, tetapi ini semua bagian dari kehendak dan rencana Allah Bapa sejak dari kekekalan. Dan ini sekaligus mendemonstrasikan kasih Allah Bapa yang besar sebagaimana Kristus mengasihi.
 
Penutup
 
Dengan demikian pembahasan di atas membawa kita pada 2 point penting yang merupakan kesimpulan dari seluruh pembahasan di atas antara lain:
 
  1. Peristiwa Kebangkitan Kristus telah membawa suatu kelepasan bagi orang percaya di dalam Kristus dari present evil aeon, yaitu dari sebuah era yang dikuasai dan didominasi oleh kekuatan dosa yang melawan Allah menuju kepada satu era yang baru (the new aeon) di mana sekarang Kristus bertakhta dan mendominasi hidup orang percaya. Schreiner mengatakan: The resurrection of Jesus Christ assures believers that the victory over the old order has been won, for Jesus has conquered death.
     
  2. Peristiwa kebangkitan Kristus merupakan akhir dari sebuah era yang lama di luar Kristus sekaligus merupakan sebuah titik inagurasi dimulainya sebuah era yang baru di dalam Kristus. Schreiner lebih lanjut mengatakan: The resurrection of Jesus in the mids of the present evil age has introduced a surprising wrinkle in the whole system. While the present evil age continues, the age to come has penetrated the old age of evil and suffering dan Ryken juga mengatakan: The age to come has burst in to the present age.
 
Refleksi:
 
Up from the grave He Arose …
With the mighty triumph o’er His foes
He arose a Victor from the dark domain
And He lives for ever with His saint to reign
He arose! ….He arose!.....
Hallelujah! Christ arose!
 
Lagu Christ Arose yang ciptakan Robert Lowry ini seakan menjadi sebuah gema kemenangan besar Kristus atas musuh-musuhnya yaitu kuasa dosa dan kematian melalui sebuah peristiwa besar di dalam sejarah manusia yaitu kebangkitanNya dari kematian. Dan melalui kebangkitanNya itu telah membawa kita pada satu aeon atau era yang baru di mana belenggu dosa telah dilepaskan dan tidak berkuasa lagi di dalam hidup kita. Pertanyaan bagi kita sekarang adalah di dalam realita manakah kita sekarang berada, di dalam old aeon (di luar Kristus ) atau new aeon (di dalam Kristus )?
Selamat Paskah 2018 Tuhan memberkati.
[ Nikson Sinaga]
 
Pin It
 
 

 
Copyright © Persekutuan Studi Reformed
 
 
Persekutuan Studi Reformed
Contact Person: Sdri. Deby – 08158020418
 
About Us  |   Visi  |   Misi  |   Kegiatan