_oOo_
 
 
Ayat 48:
Orang-orang Yahudi menjawab Yesus: "Bukankah benar kalau kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan setan?"
 
 
Dari kalimat penghinaan di ayat 48 ini, terlihat jelas kebencian dari orang-orang Yahudi ini kepada Yesus, yang mana mereka adalah ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi. Mereka menyebut Yesus, “Engkau orang Samaria dan kerasukan setan.” Ketika menyebut Yesus orang Samaria, mereka sedang mengganggap Yesus musuh mereka. Kita tahu bagi orang Yahudi ketika menyebut seseorang sebagai orang Samaria, ini merupakan bentuk penghinaan dan perendahan martabat dari orang tersebut. Hal ini dapat juga dikatakan sebagai bentuk penghinaan rasial dan agama.
 
Orang Yahudi sangat membenci orang Samaria karena mereka menganggap orang Samaria tidak murni lagi sebagai keturunan Yahudi. Dan bahkan menganggap mereka juga sebagai bidah. Karena kebencian yang mendalam itu, ketika hendak melakukan perjalanan dari Yerusalem ke Galilea, orang Yahudi rela berjalan berputar bermil-mil jauhnya demi menghindari kaki mereka terkontaminasi debu Samaria.
 
Seolah tidak cukup menyebut Yesus sebagai orang Samaria, mereka kembali mengatakan Yesus kerasukan setan. Suatu tuduhan yang tidak masuk akal. Itu artinya mereka ingin mengatakan Yesus bersekutu dengan iblis. Oleh karenanya semua yang dikatakan-Nya tidak layak untuk dipercaya.
 
 
Ayat 49:
Jawab Yesus: "Aku tidak kerasukan setan, tetapi Aku menghormati Bapa-Ku dan kamu tidak menghormati Aku.
 
 
Di ayat 49 dan 50, dengan lemah lembut dan belas kasihan, Yesus terlihat menanggapi kalimat keji yang sangat menghina di ayat 48 tersebut. “Aku tidak kerasukan setan,” demikian Yesus menjawabnya. Tuduhan mereka sama sekali tidak berdasar karena dengan apa yang diperbuat-Nya terbukti bahwa Yesus justru melawan kerajaan iblis. Sebagaimana Charles Spurgeon pernah katakan, “Tidak ada orang yang dikatakan memiliki iblis yang menghormati Tuhan; karena roh jahat sejak awal telah menjadi musuh dari semua yang memuliakan Bapa.”
 
Di ayat ini Yesus sama sekali tidak menanggapi tuduhan mereka yang mengatakan Dia orang Samaria karena memang fitnah itu sama sekali tidak terbukti benar. Yesus menganggap hal itu sekadar hinaan secara pribadi sehingga tidak layak untuk diperhatikan. Yesus memilih untuk tidak menanggapi tuduhan itu. Kemungkinan karena Dia tidak ingin terlihat mendukung sikap rasis mereka ketika menegaskan bahwa Dia bukan seorang Samaria. Karena tanpa dijawab dan disanggahpun memang faktanya Yesus bukan orang Samaria.
 
“Aku menghormati Bapa-Ku”
 
Seluruh niat tulus Yesus diungkapkan dan ditegaskan kembali. Ia berkata, “Aku menghormati Bapa-Ku.” Perkerjaan-Nya hanyalah memuliakan Bapa-Nya. Perkataan ini sekaligus membuktikan Dia tidak kerasukan setan karena setan tidak akan dan tidak akan pernah memuliakan Bapa. Sedangkan Yesus menghormati Bapa. Walau Allah telah berjanji bahwa orang-orang yang menghormati Yesus akan dihormati-Nya, tetapi Allah tidak pernah menjanjikan bahwa manusia pasti akan menghormati Yesus.
 
“Kamu Tidak menghormati Aku”
 
Sebagai manusia, Yesus merasakan penghinaan yang diberikan kepada-Nya. Ini terlihat dari kalimat “kamu tidak menghormati Aku.” Penghinaan ini merupakan salah satu yang harus dilalui-Nya demi keselamatan kita. Perkataan Yesus “kamu tidak menghormati Aku” menunjukkan bahwa itu tidak dapat mengganggu dan membuat-Nya gelisah.
 
Tidak menghormati Yesus merupakan permasalahan serius. Sebagaimana dikatakan Yohanes 5:22-23, “Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.” Menghina Yesus artinya sama saja dengan tidak menghormati Penguasa abadi alam semesta. Dan pada akhirnya di suatu hari nanti kita semua akan berdiri di hadapan-Nya menantikan penghakiman kekal!
 
Jawaban Yesus kepada orang Yahudi itu menegaskan betapa jauhnya Dia jika dikatakan hamba iblis, karena apa yang dilakukan oleh Yesus semata-mata memiliki tujuan menghormati Bapa-Nya. Sementara itu, tingkah laku orang Yahudi itu yang dengan nyata menunjukkan suatu sikap yang tidak menghormati Yesus sama artinya dengan tidak menghormati Allah Bapa. Dengan kata lain Yesus ingin menegaskan satu hal, "Bukan Aku yang memiliki iblis; tapi kamu!
 
 
Ayat 50:
“Tetapi Aku tidak mencari hormat bagi-Ku: ada Satu yang mencarinya dan Dia juga yang menghakimi”
 
 
Aku Tidak mencari Hormat bagi-Ku
 
Dengan perkataan di ayat 49 di atas, Yesus sekaligus ingin membersihkan diri-Nya dari segala tuduhan bahwa Dia mencari kemuliaan duniawi. Yesus tidak berusaha mendapatkan kehormatan dari apa yang dikatakan tentang Diri-Nya sendiri atau dalam melawan musuh-musuh-Nya. Yesus juga tidak mempunyai kepentingan sendiri yang berbeda dengan kepentingan Bapa-Nya.
 
Ada Satu yang mencarinya dan Dia juga yang menghakimi
 
Penghiburan bagi Yesus ketika Dia mengalami penghinaan adalah bahwa ada Satu yang mencarinya dan Dia juga yang menghakimi. Yesus tidak menghiraukan apalagi membalas penghinaan-penghinaan manusia terhadap diri-Nya karena Dia tahu ada Satu yang juga akan menghakimi. Bapa sendiri yang akan mengembalikan kehormatan Yesus dan akan membalas mereka yang telah menghina-Nya.
 
PENUTUP
 
Mari kita perhatikan kalimat yang diterjemahkan bebas dari komentar John Calvin, “Klausul ini dapat dijelaskan, seolah-olah itu adalah keluhan Kristus, bahwa Dia tidak menerima kehormatan yang pantas untuk-Nya karena Dia mempromosikan kemuliaan Allah. Tetapi saya pikir Dia terlihat jauh lebih tinggi, dan menghubungkan kemuliaan Bapa dengan kemuliaan-Nya sendiri, dengan cara ini: “Saya tidak mengklaim apa-apa untuk Diri Saya sendiri; karena keagungan-Nya bersinar di dalam diri-Ku, kekuatan dan otoritas-Nya tinggal di dalam diri-Ku; dan oleh karena itu, ketika kamu memperlakukan Saya dengan sangat menghina, kamu mencurahkan penghinaan pada Tuhan sendiri, " oleh karena itu, Tuhan akan membalas penghinaan ini.”
 
Yesus di bumi mengerjakan semua yang telah direncanakan Allah Bapa. Yesus menghormati Bapa meski dalam menjalankan tugas-Nya demi keselamatan kita harus melewati banyak penderitaan, termasuk penghinaan sebagaimana yang tercatat di Yohanes 8:48-50. Puncak dari penderitaan Yesus adalah ketika Ia harus mati di atas kayu salib demi menanggung dosa-dosa kita.
 
Sepenggal lirik lagu yang berjudul Jesus Paid It All dikatakan, “Yesus bayar s’mua, hutang dosaku...” menjadi bukti bahwa inilah yang dikerjakan Yesus bagi kita semua. Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus di tempat yang maha tinggi!
 
Selamat Paskah 2021.
[ Ranto M Siburian, SE]
 
Pin It

 
Copyright © Persekutuan Studi Reformed
 
 
Persekutuan Studi Reformed
Contact Person: Sdri. Deby – 08158020418
 
About Us  |   Visi  |   Misi  |   Kegiatan